Kehidupan dunia dan kubur yang menunggu
Dilulus terbit pada Tuesday, October 21 @ 18:47:36 MYT oleh TokPenghulu
Oleh janggut83
"Dunia ini adalah perkampungan yang dikelilingi kutukan dan pengkhianatan. Tak pernah langgeng keadaannya, tak pernah selamat penghuninya. Suara dan bunyinya selalu bergantian, silih berganti. Masa-masanya selalu berubah-ubah tak mau berhenti. Hidup di dalamnya adalah tercela.
Keamanan di dalamnya tak pernah terwujud dan dirasa. Para penghuninya adalah sasaran dari dunia itu sendiri, yang melempari mereka dengan panah-panah beracun yang membinasakan.
Wahai…penghuni dunia. Dirimu dan juga segala apa yang kamu miliki dari dunia ini, pernah berada di jalan orang-orang terdahulu sebelum kamu. Dan mereka telah pergi kini. Mereka lebih panjang usia darimu, lebih makmur kehidupannya, dan lebih banyak bekas peninggalannya.
Namun lihatlah. Suara-suara mereka telah hilang lenyap. Kegiatan mereka telah terhenti. Tubuh-tubuh mereka telah hancur luluh. Rumah-rumah mereka menjadi sunyi-sepi. Dan peninggalan mereka kini tinggallah reruntuhan saja. Istana-istana yang mereka bangun dengan megah dan dialasi permadani yang indah, kini telah berganti dengan batu-batu sandaran yang keras serta kuburan-kuburan dalam tanah terbelah yang dibangun berandanya dengan debu kehancuran.
Tempat-tempat mereka berdekatan, namun para penghuninya saling berjauhan. Merasa sendiri dan kesepian diantara banyaknya penghuni. Dilanda kesibukan dalam pengangguran. Dilanda resah dan gelisah dalam diam. Tiada terhibur dengan perasaan berada di tanah air dan negeri sendiri. Tiada saling berkunjung di antara tetangga kendati saling bertetangga.
Bagaimana mungkin mereka saling berkunjung sedang jasad telah hancur? Kini… Kalian sendiri. Tidakkah sama dengan mereka ketika saatnya tiba? Tertahan ditanah. Diam terbaring. Terkungkung dalam sempit dan gelap. Apakah kiranya yang akan kalian lakukan bila sampai akhir perjalanan, saat tanah dan bumi dijungkirbalikkan lalu kalian dibangkitkan di padang Mahsyar? Duhai…
Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Penguasa mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.
suara dari telapak kaki"
Tiada ulasan:
Catat Ulasan